Assalammualaikum..
Kawan2..
Sebenarnya, saya tidak berapa gemar untuk copy paste..
saya lebih gemar membaca dan olah sendiri tanpa lari dari cerita yang asal..
tanpa tersasar dari topik asal...
tanpa menokoh tambah apa yang dibaca..
tanpa suka2 hati tambah bunga2 kasik lawa...
(mungkin cara saya mengolah dan merapu di sini yang ikut cara saya kot.. kot laa..)
tapi..
kali ni saya tak ada mood pulak untuk olah balik apa yang saya baca tu...
maka dengan berat hati saya copy paste je k..
maafkan saya ye kawan2...
maka..
heharap kawan2 tak boring ye...
Silakan menyemak...
amaran : ini adalah topik copy paste bulat2... maka ambillah ibrahnya (pengajaran)
------------------------------------------------------------------------------
Daun Yang Jatuh Takkan Membenci Angin
“ Wahai Tuhanku, betapa telah Kau aturkan perkenalan sehingga membenihnya persahabatan dan Kau pupuk ia tumbuh subur di hati kami agar bercambah keimanan. Namun andai hadirku menjadi ulat yang merosakkan antara dia denganMU, maka tidak ada tangguh untukku berundur dari dalam hidupnya.
KeranaMu Tuhanku, saat aku memohon teman yang mengemburkan keimanan dan Kau anugerahkan dia menjadi pohon singgahana agar rimbunnya menjadi teduhanku dari bahang kemarau kehidupan. Bagaimana Kau meminta dia dariku kembali, sedang aku dan dia nyata milik-MU.
PadaMu kuserahkannya, andai pengorbanan itu mahar keredhaan. Kerana saat Kau hadirkan pertemuan, telahku redha untuk sebuah perpisahan.”
Pernahkah kita bertemu dengan seseorang yang tidak pernah kita kenal siapa dia, tidak pernah kita tanyakan dari mana asalnya. Dan dia duduk seketika bersama kita, menyinggahi kamar kehidupan dan meninggalkan kalam bisunya di ruangan jiwa.
Dimensi pertemuan itu berbeza, saat kita tidak pernah melihat wajahnya namun kita bagai tahu bagaimana redup pandangannya. Dan tika kita tidak pernah sekali pun mendengar suaranya, kita bagai kenal nada bahasanya.
Dan kita tertawan pada agamanya, saat tazkirah dan nasihat menjadi utusan hatinya..saat hadis-hadis Baginda bermain dalam ratib bahasanya dan Al Huda menjadi ayat karangan jiwanya. Dan bagi kita,sahabat adalah keperluan jiwa. Dialah ladang hati, yang kita taburi dengan kasih dan kita tuai dengan penuh rasa terima kasih. Dan pada kita, dialah anugerah istimewa dariNya saat kita memohon padaNya memilih teman perjalanan yang terbaik dalam kembara perjuangan di jalanNya.
Begitu tika Dia hadirkannya berkali-kali menemani lena kita, saat istikharah yang kita pinta menjadi jawapanNya. Sehingga seluruh jiwa kita menyangka dialah sahabat yang bakal menjadi menjadi tonggak perjuangan selama masa kehidupan. Dan tika itu kita mengharapkan persahabatan yang berpanjangan dengan ikatan yang lebih kukuh dan diredhai..agar utusan hatinya sentiasa menemani kita, ratib bahasanya terus didendangkan di telinga dan karangan jiwanya terus kemas terukir saat kita alpa.
Dan tidak pernah ada prasangka, bagaimana andai hadir kita memberi masalah padanya..kewujudan kita tanpa sedar mengganggu hatinya bertemu Pencipta. Dan kita terpaku tiba-tiba, dari doa yang kita pohon agar persahabatan dinaungi rahmatNya tiba-tiba bertukar cela. Mungkinkah dalam persahabatan itu penuh terpalit dosa, apakah nasihat kita melaghokan jiwanya..saat kita bersahabat kerana agamaNya.
Namun tiba saat mengharuskan kita sedar, saat pertemuan diqasadkan untuk memburu redhaNya maka perpisahan keranaNya pasti membuah makna. Tika kita merunduk tawadhu` pada ketentuanNya dalam kudus jiwa kita membelas pada ketentuan takdir.. yakinlah Dia tidak pernah menganiaya hambaNya.
Kalau kehadiran dianggap menyusahkan, moga pemergian menghembuskan ketenangan. Bila membenih subur kerana ukhuwwah, biar jatuh gugur dalam mahabbah. Kerana daun yang jatuh takkan sekali-kali membenci angin. Dan amankanlah hatimu dengan janjiNya :"..Dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya." Fussilat::46.
KeranaMu Tuhanku, saat aku memohon teman yang mengemburkan keimanan dan Kau anugerahkan dia menjadi pohon singgahana agar rimbunnya menjadi teduhanku dari bahang kemarau kehidupan. Bagaimana Kau meminta dia dariku kembali, sedang aku dan dia nyata milik-MU.
PadaMu kuserahkannya, andai pengorbanan itu mahar keredhaan. Kerana saat Kau hadirkan pertemuan, telahku redha untuk sebuah perpisahan.”
Pernahkah kita bertemu dengan seseorang yang tidak pernah kita kenal siapa dia, tidak pernah kita tanyakan dari mana asalnya. Dan dia duduk seketika bersama kita, menyinggahi kamar kehidupan dan meninggalkan kalam bisunya di ruangan jiwa.
Dimensi pertemuan itu berbeza, saat kita tidak pernah melihat wajahnya namun kita bagai tahu bagaimana redup pandangannya. Dan tika kita tidak pernah sekali pun mendengar suaranya, kita bagai kenal nada bahasanya.
Dan kita tertawan pada agamanya, saat tazkirah dan nasihat menjadi utusan hatinya..saat hadis-hadis Baginda bermain dalam ratib bahasanya dan Al Huda menjadi ayat karangan jiwanya. Dan bagi kita,sahabat adalah keperluan jiwa. Dialah ladang hati, yang kita taburi dengan kasih dan kita tuai dengan penuh rasa terima kasih. Dan pada kita, dialah anugerah istimewa dariNya saat kita memohon padaNya memilih teman perjalanan yang terbaik dalam kembara perjuangan di jalanNya.
Begitu tika Dia hadirkannya berkali-kali menemani lena kita, saat istikharah yang kita pinta menjadi jawapanNya. Sehingga seluruh jiwa kita menyangka dialah sahabat yang bakal menjadi menjadi tonggak perjuangan selama masa kehidupan. Dan tika itu kita mengharapkan persahabatan yang berpanjangan dengan ikatan yang lebih kukuh dan diredhai..agar utusan hatinya sentiasa menemani kita, ratib bahasanya terus didendangkan di telinga dan karangan jiwanya terus kemas terukir saat kita alpa.
Dan tidak pernah ada prasangka, bagaimana andai hadir kita memberi masalah padanya..kewujudan kita tanpa sedar mengganggu hatinya bertemu Pencipta. Dan kita terpaku tiba-tiba, dari doa yang kita pohon agar persahabatan dinaungi rahmatNya tiba-tiba bertukar cela. Mungkinkah dalam persahabatan itu penuh terpalit dosa, apakah nasihat kita melaghokan jiwanya..saat kita bersahabat kerana agamaNya.
Namun tiba saat mengharuskan kita sedar, saat pertemuan diqasadkan untuk memburu redhaNya maka perpisahan keranaNya pasti membuah makna. Tika kita merunduk tawadhu` pada ketentuanNya dalam kudus jiwa kita membelas pada ketentuan takdir.. yakinlah Dia tidak pernah menganiaya hambaNya.
Kalau kehadiran dianggap menyusahkan, moga pemergian menghembuskan ketenangan. Bila membenih subur kerana ukhuwwah, biar jatuh gugur dalam mahabbah. Kerana daun yang jatuh takkan sekali-kali membenci angin. Dan amankanlah hatimu dengan janjiNya :"..Dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya." Fussilat::46.
insan yg sukakan ikatan persahabatan...dan sayang akan sahabat.... bertuah sahabatnya....
p/s : saya sayang sahabat saya.. tapi kadang2 saya sengg ~~~ ehee..
3 comments:
bes citer ni... bersahabatlah kerana Allah..
like...
menjalinkan ikatan ukhwwah yang diredhai oleh Allah.bertemu dan berpisah kerana Allah.
menjalinkan ikatan ukhwwah yang diredhai oleh Allah.bertemu dan berpisah kerana Allah.
Post a Comment